Iman yang Baru

Bacaan: Roma 8:31-39
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus ? (Rm. 8:35)

Sementara aku bersiap-siap melanjutkan pendidikan di luar negeri, aku khawatir dan cemas sebab aku belum pernah pergi jauh dari rumah. Imanku masih baru, dan aku takut kalau terpisah dari komunitas imanku, aku akan kembali pada dosa-dosa lamaku. Aku merasa masih terlampau muda dalam iman untuk menghadapi dunia luar seorang diri.

Namun, melanjutkan pendidikan sangat penting bagiku. Saat aku bergumul apakah aku harus berangkat atau tidak, aku terus dihibur dan diingatkan akan kasih Allah.

Ia menolongku menyadari bahwa tak ada suatu pun, bahkan kelemahanku, yang mampu memisahkan diriku dari kasih Allah (baca Rm. 8:38-39).

Hari ini aku merupakan bagian dari suatu komunitas iman yang baru di mana aku bisa lebih melayani Allah dan bahkan terus bertumbuh di dalam iman. Doa harian dan pemahaman Alkitab membantuku agar imanku teguh.

Dan bila aku mulai mengkhawatirkan hubunganku dengan Allah, aku teringat akan Yeremia 29:11: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu….yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan….”

Doa: Allah yang baik, terima kasih untuk kasih-Mu yang kekal bagi kami. Tolonglah kami untuk berjalan di jalan-Mu, dan lindungilah kami dari segala sesuatu yang bisa membahayakan iman kami terhadap-Mu… Amin…

IMPIAN UNTUK MAJU

Bacaan: Ibrani 10:32-39
Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.Ibr. 10:35-36

Pergi atau tidak pergi..? Aku mendapat anugerah beasiswa dari gereja untuk studi di Amerika. Selama empat bulan, aku harus meninggalkan putriku yang berusia tujuh tahun dan suamiku di Taiwan. Namun, ibu mertua keberatan dengan rencana studiku di luar negeri.

Dalam tradisi Cina seorang perempuan tidak boleh meninggalkan rumah dan keluarganya untuk mewujudkan impiannya.

Dalam kebingunganku, aku berdoa kepada Allah, memohon pimpinan-Nya. Minggu pagi ketika pendeta membaca ayat di atas, aku tahu apa yang harus dilakukan.

Dilema yang kuceritakan di atas sudah lewat sebelas tahun lalu. Dengan melewati beberapa rintangan aku pergi studi ke Amerika. Aku menerima gelar masterku lebih cepat daripada yang direncanakan dan kembali ke Taiwan untuk memulai lagi pekerjaanku sebagai pegawai tata usaha di sekolahku.

Pernikahanku bahkan menjadi lebih kokoh, dan perpisahan itu justru makin mengeratkan ikatan kekeluargaan kami.

Ketika kita memiliki impian atau cita-cita, mula-mula kita berdoa mohon pimpinan Allah, kemudian bergerak maju sesuai dengan pimpinan Allah. Jika suatu impian berasal dari Allah, Ia akan memberi pertolongan dalam perjalanan kita.

Doa: Allah yang setia, tolonglah kami agar cukup berani untuk mengejar impian kami demi melakukan kehendak-Mu….amin…

Selamat Tahun Baru 2016

kiranya kasih ALLAH Bapa kita Yesus Kristus akan selalu menyertai kita sepanjang tahun 2016 ini sampai kedatangannya yang ke dua kali…amin….

kiranya di tahun yang baru ini kita dapat lebih dekat lagi, lebih berlimpah berkat, lebih bersukacita didalam kasihnya, walaupun banyak persoalan dan pergumulan yang kita hadapi, tapi satu keyakinan bahwa ALLAH Bapa tidak akan pernah meninggalkan kita walaupun pergumulan dan persoalan itu begitu hebat dan dasyat menghampiri.

kepada anak-anakku….
kiranya kasih Kristus selalu menyertai kalian semua ya nak…
tidak akan putus-putusnya doa papa kepada Tuhan Yesus Kristus agar kalian selalu didalam perlindunganNYA…
agar kalian dapat peroleh hikmah pengertian, hikmah bijaksana dari Tuhan kita Yesus Kristus…
agar kiranya kuasa Roh Kudus akan selalu menyertai disetiap langkah kalian anak-anakku, bertumbuh…dan terus bertumbuh walau hanya sebesar biji kermizi…tapi yakinlah kuasa Tuhan akan selalu Menang didalam setiap langkah kehidupan kita….

jangan takut akan perkataan seseorang, akan situasi dan kondisi, pergaulan disekeliling kalian hanya karena berbeda iman dan keyakinan, tapi kiranya kalian mendapatkan hikmat kasih karunia Yesus Kristus dan yakin akan keselamatan karena DIAlah sang juruslamat kita anak-anakku….

Kau tahu hatiku Tuhan
Kau tahu rinduku Tuhan
Kau tahu harapku
Kau tahu mimpiku
DitanganMu Tuhan

Dalam segenap jalanku
Dalam setiap langkahku
Hanya Kau Tuhan
Yang ku andalakan
Menghadapi semua

Yesus Kau anugerah terindah dalam hidupku
Kau sungguh berarti disetiap jalanku
AnugerahMu selalu mempesonaku..
Yesus Kau terbaik…
Yesus Kau termanis… didalam hidupku

kiranya kasih karunia dan berkat dari ALLAH BAPA Yesus Kristus akan selalu menyertai kita semua, sekarang dan selama-lamanya……amin

Tuhan merancang pernikahan untuk permanen. Dia tidak merubah hukumnya sendiri dan mengijinkan perceraian. Hal ini tentu kelihatannya lucu dan bertentangan dengan hukum Musa. Musa mengubah hukum karena hati orang Israel yang keras. Kembali pada jaman Musa, para suami membuang istri mereka ke jalanan ketika mereka ketahuan diperkosa.

Untuk menolong para wanita agar tidak dibuang seperti binatang, Musa merasa perlu untuk membuat hukum baru. Hukum yang baru adalah para pria harus membuat surat resmi penceraian dan mengesahkan ke peradilan Musa agar bisa menceraikan istrinya, mereka akhirnya tidak bisa lagi semena-mena membuang istri mereka ke jalanan yang seperti biasa mereka lakukan. (Ulangan 24:1-4) Hukum baru ini menghalangi para suami menceraikan istri mereka.

Pernikahan adalah permanen sesuai rancangan awal dari Allah
Sekarang, mari kita kembali pada kejadian awal. Allah menyatukan dua manusia (pria dan wanita) menjadi satu daging, dimana menjadikan juga kesatuan seorang pria dan seorang wanita dalam pernikahan. Tidak ada seorangpun atau apapun yang bisa memisahkan apa yang sudah disatukan Allah.

Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang sudah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. (Matius 19:6)

Tetapi orang Farisi hendak mencobai Yesus, dan selalu dengan mengutip ayat ayat Firman Tuhan. Mereka coba memutarbalikkan bahwa Tuhan berkata apa yang sudah disatukan Allah tidak bisa dipisahkan oleh manusia, dan sekarang dihadapan mereka ada pria yang menggunakan hukum Musa untuk berusaha menceraikan istrinya.

Kata mereka kepada-Nya: “Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” ( Matius 19:7)

Sebelum kita baca jawaban Yesus, ketahuilah bahwa Yesus tidak mengijinkan kita menceraikan pasangan kita, kecuali karena ketidaksetiaan dalam pernikahan atau karena perbuatan zinah. Dia hanya menjelaskan bahwa Musa membuat hukum baru karena kedegilan hati kaumnya. Sekarang, ketika anda baca ayat dibawah ini maka anda akan dapat pengertian yang lebih.

Kata Yesus kepada mereka: “Karena KETEGARAN HATIMU Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi SEJAK SEMULA TIDAKLAH DEMIKIAN (Matius 19:8).
Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” (Matius 19:9)

Pada paragraf kedua tidak dimaksudkan hanya karena pasangan telah tidak setia selama satu kali maka Tuhan mengijinkan perceraian. Maksud Yesus untuk frasa“kecuali karena zinah”, adalah bagi seorang pria atau wanita yang tidak mau mengakui dosanya (hati degil/tetap melakukan dosa yang sama) dan memang orang tersebut yang mau keluar dari pernikahan.

Kata zinah menurut Strong’s Exhaustive Concordasi untuk Alkitab, berarti persetubuhan diluar nikah, seorang wanita di prostitusi, pria atau wanita yang terus menerus melakukan dosa sexual.

Hal ini tidak berarti untuk seorang suami atau istri yang mengakui dosa dan kesalahan mereka dan berbalik dari kehidupan yang lama serta mencari pengampunan. Sekarang baca lagi ayatnya untuk mendapatkan arti yang sesungguhnya.

Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” (Matius 19: 9)

Tetapi…. bagaimana jika seorang suami atau istri memang menginginkan untuk meninggalkan pernikahan dan menginginkan perceraian karena mereka terlalu mementingkan dirinya sendiri, … apa yang bisa anda lakukan?? Biarkan mereka pergi!

Jika seseorang tidak percaya tetap mau bercerai, ya biarkan saja mereka. Orang-orang percaya tidak perlu terlalu terlibat dalam situasi yang mereka buat. Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam perdamaian.

Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
(I Korintus 7:15)

Jangan salah mengerti terhadap ayat tersebut. Itu tidak mengatakan bahwa anda bisa bercerai sekarang dan menikah lagi. Ayat tersebut hanya bilang “tidak terikat”. Silahkan saja jika orang yang tidak percaya itu meninggalkan anda, jika memang mereka ingin. Ayat itu juga tidak mengatakan bahwa anda boleh bercerai atau menikah lagi dengan seseorang yang lain.

Kepada orang-orang yang telah kawin aku–tidak, bukan aku, tetapi Tuhan–perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.
Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya. (I Korintus 7:10-11)

Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain. (Roma 7:2-3)
Pernikahan adalah Permanent

Tuhan ingin agar pasangan yang menikah berhenti untuk mencari-cari alasan untuk bercerai. Dia ingin agar kita konsentrasi agar tetap bersama. Pernikahan adalah sampai maut memisahkan satu dengan yang lain. Tetapi jika pasangan anda sudah sakit secara rohani dan hatinya degil, anda tidak bisa mencegah dia untuk tidak menceraikan anda.

Meskipun perceraian kelihatannya legal dimata manusia, karena Musa mengijinkannya, tetapi di Mata Tuhan pasangan tetap dalam pernikahan sampai maut memisahkan mereka. Inilah mengapa Tuhan mengatakan bahwa jika seseorang menikah lagi padahal pasangannya masih hidup, berarti dia berbuat zinah.

Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.
Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain. (Roma 7:2-3)

Iman dan Percaya

Ada seorang pesulap yang sedang melakukan atraksi berbahaya. Pesulap itu akan berjalan pada sebuah tali yang dibentangkan di atas jurang. Ada banyak orang yang menyaksikan atraksi pesulap itu. Semua orang percaya bahwa pesulap akan dapat menyebrangi jurang itu dengan baik. Dan ternyata memang benar bahwa pesulap mampu melakukannya.

Kali ini pesulap membawa sebuah gerobak dan meminta salah satu penonton yang bersedia untuk duduk pada gerobak miliknya dan menyeberang bersamanya. Tidak ada seorangpun yang bersedia keculai seorang anak kecil.

“Kalian percaya bahwa aku mampu menyeberangi jurang…?” tanya pesulap.

“Percayaaaaaaaa!” seru penonton.

“Apa kalian percaya bahwa aku mampu membawa kalian untuk bisa menyeberangi jurang dengan gerobak?” pesulap bertanya kembali namun tak ada yang berani menjawab.

Semua orang mulai meragukan keselamatan dirinya masing-masing. Namun ketika pesulap itu berhasil menyeberangi jurang bersama seorang anak kecil di dalam gerobaknya, barulah semua orang berseru heran.

“Siapakah orang tua anak itu sehingga merelakan anaknya dlam bahaya?” tanya seorang penonton.
“Saya percaya pada pesulap itu karena dia adalah Ayah saya.”

Banyak orang yang percaya namun hanya sedikit yang beriman. Seperti anak kecil tersebut yang yakin bahwa Ayahnya tidak akan pernah mencelakakan dirinya.

Iman itu tidak hanya percaya namun juga harus ditunjukkan dengan perbuatan, sebab iman tidak akan bisa bekerja tanpa perbuatan nyata.

Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati (Yakobus 2:26)

Tuhan Yesus Memberkati Amin………..

~ Berbuah Lebat, Apapun Yang Kita Minta Akan Dikabulkan…. ~

Hidup KeKristenan akan berdampak bila kita menghasilkan BUAH, karena itu adalah ketetapan dari Tuhan Yesus dalam Yoh 15:16; Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

Buah Roh meliputi:

1. KASIH. Kasih adalah KEKUATAN untuk memperhatikan dan mencari yang terbaik bagi orang lain tanpa alasan pamrih (1Kor 13:1-13).

2. SUKACITA. Sukacita adalah suatu kesukaan dari Tuhan yang memberikan KEKUATAN kepada kita, yaitu perasaan senang yang berlandaskan kasih, kasih karunia, berkat, janji, dan kehadiran Allah yang dimiliki orang yang percaya pada Kristus (1Pet 1:8;).

3. DAMAI SEJAHTERA. Damai Sejahtera adalah KEKUATAN untuk merasa tenang ketika berada di dalam badai kehidupan, tidak digoyahkan oleh keragu-raguan, ketakutan karena Yesus adalah nakhoda yang baik di dalam kita mengarungi hidup ini. (Rom 15:33; Fili 4:7).

4. KESABARAN. Kesabaran adalah suatu KEKUATAN untuk tidak mudah marah, tidak mudah “ Menyerah “, melainkan untuk siap menanggung segala kesukaran dan mengatasinya karena Tuhan yang akan memampukan kita menghadapi berbagai perkara. (Ef 4:2)

5. KEMURAHAN. Kemurahan adalah suatu bentuk KEKUATAN untuk tidak bersikap kasar terhadap orang lain/ menyakiti orang lain atau menyebabkan penderitaan. (Ef 4:32)

6. KEBAIKAN. Kebaikan adalah KEKUATAN untuk bergairah akan kebenaran dan keadilan serta membenci kejahatan; dapat terungkap dalam perbuatan baik (Luk 7:37-50) atau dalam menegur dan memperbaiki kejahatan (Mat 21:12-13).

7. KESETIAAN. Kesetiaan adalah bentuk KEKUATAN untuk berpegang teguh dengan prinsip yang benar dan memberikan KEMAMPUAN untuk menghadapi ujian dan cobaan karena kesetiaan di dalam Kristus adalah berjalan kepada Air Kehidupan kekal. (Mat 23:23; Rom 3:3; 1Tim 6:12).

8. KELEMAHLEMBUTAN. Kelemahlembutan adalah KEKUATAN untuk tidak membalas dendam, baik dalam ucapan maupun perbuatan dan ini juga merupakan suatu senjata untuk MENGALAHKAN kesombongan dan MEMATAHKAN sikap yang kasar (2Tim 2:25; 1Pet 3:15).

Kelemahlembutan juga menggambarkan seorang yang bisa marah pada saat diperlukan dan bisa tunduk dengan rendah hati apabila itu diperlukan (contoh kelembutan dalam Yesus, Mat 11:29 dengan Mat 23:1-36)

9. PENGUASAAN DIRI. Penguasaan diri adalah KEKUATAN yang daripada Tuhan bagi kita untuk tidak menuruti kehendak diri sendiri dan juga merupakan KEKUATAN untuk mengontrol emosi serta hawa nafsu dan perasaan yang berlebihan, termasuk kesetiaan terhadap ikrar pernikahan; juga kesucian (1Kor 7:9; 9:25; Tit 1:8; 2:5).

Semoga kita semua dengan pertolongan Roh Kudus akan ber-buah2 dengan lebat, sehingga Yohanes 15:7 akan digenapi dalam hidup kita [ Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.]

TUHAN YESUS memberkati kamu……

PELAJARAN DOA

~ 10 Hal Yang Perlu Kita Renungkan Tentang Doa ~

1. Tuhan tidak pernah mengatakan tidak atas doa yang kita lambungkan. Ia mengatakan sabar. Ia juga tidak pernah mengabaikan permohohan kita. Ia membisikkan tunggu. Karena itu dalam doa juga ada muatan “pendidikan” hidup yakni sabar dan tabah.

2. Tuhan mengabulkan doa kita bukan karena kita baik tetapi karena Dia baik dan Maha Kasih.

3. Doa adalah wujud kerjasama antara kita dengan Tuhan. Kita memohon dan biarkan Dia berkarya atas kita doa yang kita haturkan. Karena itu percayakan kepada-Nya untuk menjawabnya.

4. Doa tidak serta merta terjawab dan terkabul saat kita meminta karena doa bukanlah seperti sulap. Tetapi doa akan memampukan kita untuk bersabar dan senantiasa mempunyai harapan. Karena itu doa pengabulan doa bukan soal waktu tetapi kebutuhan yang terbaik.

5. Doa juga “sarana” yang dipakai Tuhan untuk menguji iman, harap dan kasih kita. Apakah kita tetap mencari Dia dalam setiap aneka musim hidup kita.

6. Tuhan tidak terutama melihat kata-kata yang keluar dari mulut kita tetapi apa yang terlontar dari hati kita yang terdalam.

7. Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita. Kita mungkin meminta apa yang kita butuhkan sekarang tetapi Dia akan memberikan apa yang kita perlukan sepanjang hidup kita.

8. Tuhan memang tahu apa yang kita butuhkan tetapi Ia juga ingin inisiatif dan pro-aktif dari pihak kita. Maka ia bertanya, “Apa yang ingin Aku perbuat bagimu?

9. Tuhan hanya sejauh Doa. Doa mampu mempersatukan kita dengan Dia.

10. Dalam doa kita perlu melambungkan, “Tuhan rancanganku bukanlah rancangan-Mu dan jalanku bukan juga jalan-Mu tetapi aku percaya apapun yang Engkau berikan itulah yang terbaik karena Engkau mengenalku lebih dalam daripada aku mengenal diriku sendiri.

Tuhan Engkau tahu yang kumau….

….SURAT DARI YESUS….

Anak-KU…..
Saat kau bangun dipagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada-KU, walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapat-KU atau bersyukur kepada-KU atas sesuatu hal indah yang terjadi di dalam hidupmu kemarin, tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.

AKU kembali menanti…..
Saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa-KU, tetapi engkau terlalu sibuk. Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.

Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berpikir engkau ingin berbicara kepada-KU, tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu, AKU berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepada-KU.
Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-KU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepada-KU dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidak melakukannya.

Tidak apa-apa…..

Masih ada waktu yang tersisa, dan AKU berharap engkau akan berbicara kepada-KU, meskipun saaat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, AKU tidak tahu apakah kau suka menonton televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.
Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepada-KU.

Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian.
Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.

AKU bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain.
AKU sangat mengasihimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau syukur dari hatimu….Baiklah… engkau bangun kembali dan kembali…..

AKU akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi-KU sedikit waktu.
Semoga harimu menyenangkan…..

BAPAmu di Sorga,
YESUS KRISTUS

……Ayo Bangun Pagi……

“TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagiMu, dan aku menunggu-nunggu.” (Mazmur 5:4)

Waktu pagi biasanya waktu yang sangat nikmat untuk melanjutkan lelap tidur kita, namun dalam Mazmur 5:4 dikatakan bahwa Daud mengatur persembahannya untuk Tuhan pada waktu pagi,luar biasa sekali Daud.

Di saat kebanyakan orang masih terlelap, pagi-pagi Daud sudah bangun, melawan dinginnya pagi untuk mencari Tuhan dan memberikan persembahan bagiNya. Persembahan Daud berbicara tentang suatu korban hidup, yaitu hidup Daud sendiri sebagai persembahan yang terbaik untuk Tuhan. Korban identik dengan sesuatu yang menyakitkan.

Jika kita ingin memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan seperti yang telah dilakukan oleh Daud, maka kita harus berani berkorban. Apa yang kita korbankan itu mungkin rasa tidak nyaman, karena kita harus mengorbankan waktu tidur kita.

Tetapi, Yesus sendiri telah memberikan teladan bagi kita, dikatakan pagi-pagi benar, pada waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana (Markus 1:35).

Yesus memberikan waktuNya yang terbaik untuk berjumpa dengan BapaNya. Inilah yang menjadi sumber kekuatan Yesus untuk menjalani hari-harinya yang sangat sibuk dan menguras tenaga serta pikiran, sehingga Dia melangkah dari satu kemenangan kepada kemenangan yang lainnya.

Sayangnya, banyak orang Kristen (yang adalah pengikutNya) justru paling sulit untuk bangun pagi. Mereka tidak benar-benar menyadari pentingnya bertemu dengan Tuhan pada waktu pagi.

Ratapan 3:23 berkata bahwa rahmat Tuhan selalu baru setiap pagi. Ini berarti bahwa pagi hari adalah waktu yang terbaik bagi kita untuk menikmati berkat-berkat Tuhan.

Ketika bangsa Israel ada di padang gurun, mereka harus memungut manna di waktu pagi. Jika mereka terlambat bangun, maka manna itu telah membusuk. Ini merupakan gambaran bahwa berkat Tuhan dicurahkan setiap pagi.

Kita tidak akan menikmati indahnya hadirat Tuhan jika kita tidak mau berusaha untuk bangun pagi dan menyediakan waktu untuk bersaat teduh.

Apa saja berkat yang kita dapatkan dari bersaat teduh?

1. ROH KITA MENJADI KUAT. Kita hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan (Matius 4:4). Jika roti menguatkan tubuh kita, maka firman Tuhan adalah makanan yang memperkuat roh kita, sehingga sanggup mengalahkan semua perbuatan daging/dosa.

2. JIWA KITA DISEGARKAN.
Saat kita memulai hari dengan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan di waktu pagi, maka kita akan mengalami kesegaran di dalam jiwa kita, karena ada sukacita sorgawi yang mengalir di dalam hidup kita.

3. TUBUH KITA MENJADI BUGAR. Udara pagi adalah udara terbaik bagi kebugaran tubuh kita, karena pada waktu pagi udara masih bersih, belum terkontaminasi oleh kotoran atau polusi. Saat kita bangun dan menghirup udara pagi ketika bersaat teduh, maka tubuh kita disegarkan, sehingga bersemangat untuk melakukan semua kegiatan kita sepanjang hari itu.

4. MENGENAL KARAKTER TUHAN SEMAKIN DALAM DAN PEKA AKAN SUARA-NYA.
Saat kita tekun menyediakan waktu untuk bersekutu denganNya di pagi hari, maka kita akan semakin mengenal pribadiNya sehingga iman percaya kita semakin kokoh, tidak mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran. Selain itu, kita juga akan semakin peka akan suaraNya. SuaraNya adalah hikmat terbaik yang akan menuntun kita berjalan dalam kemenangan dan keberhasilan setiap waktu. Segala yang kita kerjakan akan menjadi efektif dan tepat sasaran karena hikmatNya tercurah bagi kita yang peka akan suaraNya.

5. DOA KITA MENGALAMI TEROBOSAN. Seperti yang dikatakan Daud dalam Mazmur 5:4 bahwa Tuhan mendengar seruan Daud ketika Dia berseru kepadaNya, demikian Tuhan adan mendengar dan menjawab seruan kita saat kita setia mencari wajahNya. Semua berkat dan penyertaan Tuhan yang dinikmati Daud merupakan akibat karena dia telah memberikan waktuNya yang terbaik untuk Tuhan.

Ingin mengalami apa yang Daud alami bersama Tuhan? Ayo bangun pagi dan bersaat teduh!

Tuhan Yesus memberkati Anda selalu. Amin……..

… HARI INI ADALAH SEGALANYA YANG KITA MILIKI …

Matius 6 : 34 * Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari… “

: Salah satu aspek yang paling mengganggu dari kekhawatiran adalah berkenaan dengan keprihatinan akan masa depan. Soren Kierkegaard berkata, ” Apakah kekhawatiran itu? Itu adalah hari esok. ” Itu adalah piagam yang tidak tertulis dari hidup kita yang membuat tertekan sebagian besar dari kita.

YESUS memberi kita kunci : Biarlah hari esok memelihara dirinya sendiri, hiduplah hari ini dengan sepenuh – sepenuhnya…..

Pokok persoalannya adalah kalau kita menghidupi jalan yang IA sarankan hari ini, hari esok akan menjadi lebih cerah daripada yang kita pernah berani bayangkan. Alasan untuk itu adalah bahwa apa yang kita kerjakan hari ini secara tidak dapat terpisahkan akan berkaitan dengan apa yang dapat terjadi esok hari. Kita dapat mempunyai sesuatu untuk diucapkan tentang apa yang akan terjadi dengan bagaimana kita menangani apa yang sedang terjadi.

Nasihat YESUS adalah bahwa di sana ada kesempatan yang cukup pada hari ini untuk melihat kuasa – NYA bekerja mengatasi kejahatan.

Berkonsentrasilah pada hal itu, dan hari esok akan menjadi kesempatan yang menggantikannya. Begitu ” hari esok ” kita yang paling menentukan atau hidup kekal itu aman, kita dapat hidup tanpa kekhawatiran setiap hari.

Hampir semua dari kita sedemikian terorintasi ke hari esok sehinga kita tidak menikmati saat sekarang. Kita disibukkan oleh apa yang akan datang, dan kita gagal untuk mengalami apa yang ada sekarang. Kita menekankan persiapan seolah – olah suatu rencana, hubungan, atau kesempatan yang baru akan membuat segala sesuatu berbeda.

Kita menanggung apa yang sekarang ada pada Kita dengan pengharapan bahwa perkara – perkara itu akan menjadi berbeda.

Adalah baik untuk membuat rencana, tetapi tidak untuk itu sehingga kita tidak menangkap apa yang TUHAN sedang katakan dalam perkara yang sulit atau tidak menyenangkan yang mungkin sekarang yang kita jalani.

Benih – benih dari panen untuk hari esok adalah hari ini. Bagaimana kita menanam mereka akan menentukan apa yang kita akan tuai…. Amin…

Dalam filosofi orang jawa ” Ngunduh wohing pakarti ” ( mendapatkan ganjaran apa yang dilakukan ).. dan juga sama dengan Hukum Sebab dan Akibat …

Kiranya TUHAN YESUS memberikan Hikmat – NYA buat kita umat yang Percaya … Amin.