“KASIH DI DALAM AGAMA”
Berbagai kekerasan berlatar belakang agama sering terjadi. Penyerangan terhadap komunitas tertentu yang berbeda keyakinan, sengketa pendirian tempat ibadah, perusakan bahkan pembakaran tempat ibadah, juga penganiayaan dan saling serang antar kelompok tertentu memperlihatkan masih rentannya hubungan antar umat beragama di Indonesia. Jika agama mengajarkan kasih, mengapa semua itu masih terjadi??
Yohanes 18:22-23
Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: “Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?” Jawab Yesus kepadanya: “Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?”
Kekerasan yang dialami YESUS menujukkan bahwa di sepanjang sejarah, agama tidak lepas dari kekerasan. Ironisnya, agamalah yang paling gencar mengajarkan kasih. Yesus ditangkap atas nama agama. Oleh pemuka agama Yahudi, Yesus diperlakukan kasar seperti seorang kriminal. Dengan kaki tangan diborgol, Ia diajukan ke Mahkamah Agama. Sebagai simbol agama, Hanas, demikian juga Kayafas, bertindak sewenang-wenang terhadap Yesus.
Dalam persidangan agama, tempat yang seharusnya keadilan dan kasih diperlihatkan, kekerasan justru terjadi. Sikap gila hormat dan permainan kekuasaan membuat orang memanfaatkan agama untuk tujuan kejahatan..!
Yesus mengutamakan kasih, Ia rela mati untuk mewujudkannya. Bagi Yesus, simbol-simbol agama dan kemeriahan ibadah menjadi tidak bermakna jika konflik dan kekerasan masih tetap terjadi. Sikap dan perkataan Yesus di hadapan iman besar membuktikan kasih-Nya akan dunia ini. Yesus menghendaki agar manusia saling mengasihi di dalam perbedaan.
Yohanes 13:34
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi….”
Tetap dan teruslah saling mengasihi….
TUHAN YESUS memberkati dan Shalom….
Leave a Reply