“Kisah domba yg nakal”

Ada seorang hamba Tuhan di Australia yang selain melayani sebagai Gembala Sidang, juga adalah seorang gembala domba dan dia memiliki banyak domba peliharaan.

Dalam keseharian dia menggembalakan domba, memberi mereka makan, membawa mereka ke padang rumput, dia
menemukan seekor domba yang nakal dan memiliki karakter yg sangat berbeda dgn domba2 yg lain.

Domba nakal ini selalu memisahkan diri dari teman-temannya. Ketika domba2 yang lain makan rumput secara berkelompok, dia akan keluar dari kelompoknya dan pergi ke tempat yang dia
suka, atau ketika gembalanya sedang menggiring domba-dombanya ke padang rumput, si domba nakal akan lari sendirian
ke arah yang berlawanan, jauh dari kelompoknya. Reaksi si gembala adalah selalu mengejar domba nakal ini dan
menempatkannya kembali ke kelompoknya. Dan hal ini selalu dia lakukan berulang kali.

Gembala ini sabar menghadapi hal ini karena dia juga seorang gembala yang Tuhan percayakan jemaat kepadanya (mungkin juga ada jemaat yang nakal kaya’ begini..), tapi setelah berkali-kali hal ini terjadi, si gembala pusing juga ternyata… dan dia mulai menyampaikan hal ini kepada Tuhan dalam doanya…..

“Tuhan,…Engkau adalah seorang Gembala yang baik,..dalam Mazmur, Daud pun mengilustrasikan Engkau sebagai Gembala yang membawa domba-domba-Mu kepadang rumput yang hijau.

Daud, pada masa mudanya pun adalah seorang gembala domba dan apa yang dia ungkapkan tentang Engkau, sebagai
seorang Gembala, kupercaya bahwa Daud pun menemukan hal-hal ini ketika dia sedang menggembalakan dombanya.

Tuhan,…Engkau Allah yang mengetahui segala sesuatu,…jadi kalau Engkau ada pada posisiku,…. apa yang akan Engkau lakukan dalam menghadapi domba yang nakal ini..? ”

“Patahkan kakinya…” Kata Tuhan.
“Haa….Tuhan,…patahkan kakinya..?
(sambil mikir, koq Tuhan tega amat).

Tanya balik ke Tuhan. Tapi, kembali jawaban Tuhan, “..patahkan
kakinya..” Menyadari bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, dia ngikut apa yang Tuhan suruh dia buat…

Maka, esok harinya, ketika sedang menggembalakan domba, si domba nakal melakukan kebiasaannya dan si gembala
mengangkatnya, sambil berkata dalam hati, “Tuhan,… aku tdk tega, tapi karena Engkau yang suruh aku untuk patahkan kaki nya, maka aku akan patahkan kakinya…”

Si domba nakal merintih kesakitan dan si gembala tdk tahan mendengarnya, hatinya sakit sekali mendengar rintihan itu,
namun dia sangat mengasihi domba itu dan dia patuh dengan apa yang Tuhan suruh dia lakukan.

Setelah dia mematahkan kaki si domba nakal, kaki tersebut dia balut. Setiap hari dia menggendong domba nakal itu karena dia tdk bisa jalan. Si domba itupun dirawat olehnya, domba itu makan rumput di samping gembalanya karena bila dia makan rumput dengan teman-temannya, dia akan terinjak. Bila sedang berjalan-jalan di padang rumput, si gembala akan menggendongnya.

Inilah yang terjadi,.. setiap kali domba nakal ini haus, dia akan menjilat keringat sigembala yang menggendongnya, kepalanya selalu bersandar pada dada si gembala dan menggosokkan kepalanya di bahu gembala bila sedang berjalan-jalan di padang rumput.Selama kakinya patah, domba nakal ini sangat bersikap manis dan hampir setiap saat, dia menjilat keringat gembalanya dia tidak berdaya, sangat bergantung pada gembalanya. Akhirnya, kakinya pun sembuh. Si gembala membuka balut pada kakinya & melepaskannya untuk bermain-main dengan teman-temannya yang lain.

Namun, hal inilah yg terjadi,…dia tidak berlari ke kelompoknya, tapi terus merapatkan dirinya di antara kaki gembalanya.., sehingga si gembala mengangkatnya (dan si domba nakal masih terus menerus menjilat keringat si gembala!) dan harus meletakkan dia di kelompoknya, tapi si domba nakal selalu berlari mengikuti dan merapatkan dirinya kembali ke gembalanya! Si gembala berulang kali melakukan hal ini, tapi, berulang kali pula si domba nakal kembali kepadanya…

Si gembala bingung dengan perilaku domba nakal ini, dan dalam kebingungannya Tuhan berkata kepadanya,
“ Itulah yang tidak dimengerti oleh umat-Ku,…ketika Aku membiarkan mereka berbeban berat atau terluka atau Aku
ijinkan sesuatu menimpa mereka,…itu adalah untuk membawa mereka mendekat kepada-Ku. Aku melakukan itu untuk
membuat mereka mengerti betapa berharganya mereka di hati-Ku,… betapa Aku ingin mereka hidup bergantung hanya
pada-Ku, dekat dan intim dengan-Ku…..Tapi, seringkali, mereka semakin menjauh ketika hal-hal itu terjadi….”

Gembala itu akhirnya mengerti, mengapa Tuhan menyuruh dia mematahkan kaki domba nakal itu, yaitu untuk menyatakan isi hati-Nya, betapa manusia berharga di hati-Nya dan mengajar dia tentang kerinduan Allah untuk hidup intim dengan umat-Nya.