” MULAI DARI DIRI KITA …………..”
“Dia dulu yang harus minta maaf kepada saya. Dia yang salah koq..!”
Kita memang mudah menuntut orang lain untuk mengakui kesalahan. Namun, apa jadinya jika semua orang melakukan hal demikian. Kedamaian menjadi sangat sulit untuk diwujudkan.
Matius 7:12
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk tidak menuntut orang lain melakukan ini dan itu. Namun sebaliknya, apa yang kita ingin orang lain lakukan kepada kita, kita diminta untuk melakukannya terlebih dahulu. Firman ini sekaligus mengingatkan kita untuk bersedia menempatkan diri kita pada posisi orang lain.
Demikian pula saat kita menjalin relasi dengan oran lain, tak jarang sebuah kesalahpahaman terjadi. Tak jarang perbedaan pendapat dan cara pandang juga terjadi. Semua itu adalah hal yang wajar.
Amsal 27:17
“Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.”
Namun, hal yang menjadikannya tidak wajar adalah jika kesalahpahaman dan perbedaan itu berlanjut pada rusaknya sebuah relasi antar manusia. Masing-masing saling bersikeras mengatakan, “dia yang bersalah, bukan saya.” Padahal firman Allah mengatakan kita untuk menjadi proaktif.
Menjadi proaktif berarti kita bersedia memahami dan mengerti orang lain terlebih dahulu. Jika hal ini menjadi prinsip hidup orang percaya, niscaya situasi yang penuh kedamaian itu akan terwujud.
Semuanya berawal dari diri kita… Untuk itu, dari pada menuntut orang lain ini dan itu, mari mulai dari diri sendiri.
Bukankah firman Allah ditujukan terutama untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain?
Ibrani 4:12
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
2 Timotius 3:16-17
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Setelah kita mengetahui bahwa firman Allah memiliki 2 sisi tajam, dan sisi tajam satunya mengarah kepada kita, berarti ada ‘tuntutan’ kepada diri kita untuk melakukan dan memulainya dari diri kita sendiri.
Selamat menghidupi dan melakukan firman Allah para sahabat……
TUHAN YESUS memberkati dan Shalom………….
Leave a Reply